Tiyas tersenyum memandang bayi kecil mungil dalam pelukannya. Ada sedih di hatinya melihat mami Natasya lebih terlihat sayang dan perhatian pada Almira, anak Dirga dan Andini, Ia tidak menunjukkannya pada Adit. Ia tidak ingin Adit ikut bersedih. Cukuplah ia yang merasakan itu. “Sayang, kenapa melamun?” sapa Adit mendekat. “Nggak papa, Mas.” Sahut Tiyas tersenyum. “Kenapa kamu biarin bapak sama ibuk pulang? Aku tidak keberatan mereka tinggal di sini.” “Mungkin mereka sungkan tinggal di sini, Mas.” Sahut Tiyas mengelus pipi Arka yang lembut. “Sungkan kenapa?” tanya Adit mengernyitkan dahi. Tiyas diam sejenak. Haruskah dia berterus ternag pada suaminya itu jika dia pun tidak nyaman tinggal di rumah mami. Ia ingin pulang ke rumahnya sendiri, rumah yang telah disiapkan Adit untuknya. “In

