Adit tersenyum melihat Tiyas kedinginan, ada sesuatu yang menggeliat di hatinya. Siang ini di kota Zurich, Swis, mereka baru saja tiba di sebuah hotel. Ditatapnya langit biru yang masih bersinar terang. Mentari juga masih gagah duduk di singgasananya. Lelaki itu gelisah, ia mulai sulit mengendalikan pikiran liar yang tak henti mengganggu. Sedangkan Tiyas terus saja mencari kesibukan. Entah apa yang dipikirkannya hingga urusannya tak berkesudahan. Bayangkan, begitu sampai di hotel, ada saja yang dilakukannya. Membongkar isi koper lalu merapikannya ke lemari, membongkar peralatan kosmetik, dan bolak balik ke kamar mandi. Jika Adit akan mendekat, Tiyas mulai cari kesibukan baru. Ambil minumlah, menyeduh kopi lah, ngemil lah. Ah, Tiyas, lihatlah Adit, lelaki itu keringat dingin menahan ha

