Axelle mengunci pintu kamarnya dan di detik itu pula suara ponselnya berbunyi. Pria itu berjalan ke arah meja kopi lalu mengambil ponselnya yang tergeletak di atas sana. Alisnya berkerut saat melihat nama Paman Harold yang tertera. Sebenarnya ia malas berhubungan kembali dengan keluarga Caroline mengingat betapa egoisnya keluarga wanita itu saat ia memutuskan untuk menceraikan Caroline. "Selamat pagi, Mr. Winston. Apa ada yang bisa aku bantu?" "Axelle, aku tahu kau masih kecewa dengan sikap keluarga kami tempo hari. Namun, Caroline sedang sakit dan rasanya tidak etis jika kau menceraikannya dalam keadaan seperti itu. Maafkan kami jika membuatmu tak nyaman." Axelle menghembuskan napasnya. Ia duduk di pinggir ranjang sambil memijat kepalanya yang terasa pusing. "Perceraian sudah terjadi