Mereka tiba di istana Negeri Air. Istana itu berbentuk sebuah kubah transparan yang bernuansa taman bawah laut. Sangat indah dan penuh warna, tetapi Kaili tidak punya waktu mengagumi sekitarnya. Sementara yang lainnya diboyong para duyung ke aula, Kaili diajak Anita ke arah lain. "Mari ikut aku, Kaili," ujar Anita serta merta mengarahkan Kaili ke selasar yang berlawanan arah. Di persimpangan, Hēixióng tiba-tiba mencegat dengan menarik lengan Kaili. "Aku ikut ke manapun Kaili pergi," katanya tegas. Anita memaksa tersenyum palsu. "Tuan Hēixióng, dengan segala hormat, ini masalah yang sangat privat bagi perempuan. Keponakanku tidak akan senang ada pria asing memasuki kamarnya." Hēixióng bergeming. Untuk beberapa saat ia dan Anita beradu tatapan tajam hingga Kaili buka suara menengahi.

