Florenza Selama empat tahun terakhir perjalanan rumah tanggaku bersama Zeroun bisa dibilang mulus. Namun, malam ini firasatku mengatakan lain. Zeroun belum memberi kabar. Ia tidak mengatakan ke mana ia akan pergi setelah jam kantor. Sebagai seorang istri, mencemaskan suaminya adalah hal yang wajar, bukan? Sudah hampir jam 02.00 pagi dan masih tidak ada tanda-tanda deru mesin mobil yang memecah kesunyian malam. Sesekali kulihat dari balik jendela, lantai carport dari bahan beton cetak yang menghampar di bagian depan rumah masih terisi satu mobil jenis hatchback berwarna putih yang biasa kupakai. Porsche hitam milik Zeroun masih belum tampak. Ke mana dia? Apa yang terjadi? Bodoh, kenapa tak kuhubungi Pak Fahmi sejak tadi sore? Sesaat, kusesali itu. Aku terhanyut oleh pemikiran dan kegelis