Ketika Fang Wen kembali, dia duduk di samping api unggun, "Kamu tidur saja!" Fang Wen memandang pemuda bertubuh kekar di sampingnya dan berkata, "Kamu masih terluka, lebih baik beristirahat lebih awal."
"Kak, aku baik-baik saja!" pemuda bertubuh kekar itu menggelengkan kepalanya dengan malu-malu, "Cedera ini sama sekali tidak berarti bagiku."
"Kalau aku bilang tidur ya tidur!" Fang Wen tersenyum sambil menendang pemuda bertubuh kekar itu, "Jika kamu sudah cukup tidur, baru datang kemari lagi untuk menggantikanku berjaga malam."
"Baik!" pemuda bertubuh kekar itu segera bangkit dan berjalan masuk ke dalam rumah bambu. Sekarang di sekeliling api unggun hanya tinggal aku dan Fang Wen.
"Apa kamu melakukan sesuatu pada adikku?" tanya Fang Wen tiba-tiba.
"Hah?" wajahku berubah, dan aku denga
