Sepanjang perjalanan Ken tak henti mengoceh. Anak lelaki itu akan melompat di pangkuan ayahnya ketika melihat pemandangan yang mencuri perhatiannya. Tangannya sibuk menggapai ingin merasakan laju angin di luar jendela. Setiap apa yang dilakukan bocah itu selalu membuat senyum di bibir Gibran terbit. Senyum yang secerah mentari pagi. Nada yang duduk di samping lelaki itu ikut tertawa melihat bagaimana riangnya Ken. "Apa kamu masih ingin merahasiakan keputusanmu dariku? Sebenarnya syarat seperti apa yang mau kamu ajukan?" Semalam obrolan berakhir begitu saja tanpa kejelasan. Lebih tepatnya Nada yang mengakhiri pembicaraan itu dan mengatakan kalau dia mengajukan syarat pada Gibran sekeluarga jika mereka menginginkan dirinya pulang dengan membawa Ken. Nada sudah memikirkannya matang-matang