Setelah ketiga temannya Deva pulang, Safina mengajak putrinya ke kamar. Di kamar Deva itu dia sudah tidak sabar untuk mendengar penjelasan dari anaknya sendiri tentang yang tadi dia sempat dengar. Sebenarnya, dalam hatinya, Safina merasa senang saat tahu Deva dan dosennya itu memiliki hubungan dekat. Seperti yang dia harapkan. Entah kenapa dia menyukai sosok Rizki. “Deva … jadi, benar kamu sama pak Rizki itu pacaran? Kok enggak cerita sama Mama sih, Nak?” Safina masih penasaran mengapa Deva merahasiakan hubungannya dengan Rizki. Deva takut Safina akan marah padanya saat ini. “Mama kan pernah bilang aku enggak boleh pacaran dulu.” Perempuan itu menundukkan kepalanya sambil memainkan jari-jarinya. Safina menghela napas lalu menatap putrinya yang terlihat merasa bersalah. “Iya, Mama mema