“Hm … disuruh baca buku, mana banyak banget lagi. Dua hari harus tamat lima buku. Katanya bahan bacaan aku masih kurang tuh.” Wajah Deva muram. “Ya Allah … tega banget pak Rizki sama kamu. Kenapa enggak protes aja sih, Deva. Kali-kali pak Rizki emang dikasih tahu kalau kamu tuh bukan robot, tapi manusia. Mana bisa baca lima buku bisa tamat dalam dua hari. Makin enggak manusiawi aja itu pak dosen.” Erna ikut merasa kesal mendengar cerita Deva. Lalu dosen mereka yang mengajar pagi itu masuk ke ruangan. Deva dan teman-temannya fokus mengikuti kuliah pada pagi itu. Hari itu Deva ada kuliah sampai siang hari. Dia pun pulang ke rumah pada siang itu bersama Mahendra. Pria itu mengamati wajah kuyu Deva. “Itu muka kok kusut amat, lagi ada masalah, Dev?” tanya Mahendra dengan perasaan khawatir.