Ara mematut dirinya di cermin, memastikan penampilannya mencuri perhatian. Setelan mahal berpotongan fit body menunjukkan kelasnya. Tentu harus begitu karena nanti Ara akan hadir sebagai pemilik kekuasaan tertinggi dari sebuah grup perusahaan terbuka. “Keren kok, Ara!” ujar Nina. Mereka tersambung melalui video call. Menjelang pukul tujuh pagi di Jakarta, yang artinya mendekati pergantian hari di London. “Kayak pake baju koko ngga jadinya?” “Ngga, Ara,” kekeh Nina. “Ara ngga kepingin pakai dasi, biar kelihatan agak sangar gitu, Nin.” Nina justru semakin tergelak. Padahal, Ara tampil rapih pun, orang-orang akan segan padanya. Ara itu, wajahnya tak terlalu ramah. Jadi, jika sedang serius, ya rasanya pasti orang lain akan sungkan beramah-tamah dengannya. “Apa ganti kemeja yang kerahnya

