112:A BOY AND HIS FATHER

1859 Kata

Sosok Dirga yang kian menjauh akhirnya hilang dari titik pandang Ara. Ia melangkah, kembali ke bilik perawatan Gala. “Belum diminum oralitnya?” tanya Ara pada Nina. “Sepuluh menit lagi, Pa Biar obat antimualnya pakem dulu,” jawab sang istri. Ara mengangguk. Ia meletakkan minuman yang dibelinya di atas nakas kecil yang ada di samping hospital bed. “Papa beli fruit teas, ada yang strawberry and vanilla, ada yang blackcurrant. Gala mau yang mana? Ada cupcakes juga. Nanti dimakan sambil minum electrolyte water-nya ya?” ujar Ara kemudian pada Gala. “Blackcurrant,” jawab Gala setelah mengangguk. Ara gantian mengangguk. Ia membantu Gala duduk lalu mengantur ketinggian kepala tempat tidur untuk Gala bersandar. Setelah nyaman, barulah cup berisi teh dengan wangi yang menenangkan itu Ara sisip

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN