Bab 26. Luka Di Hati Ben

1393 Kata

"Selamat beristirahat, Nyonya,” kata Angga main-main setelah mengantar Kaia masuk ke dalam apartemen. Kaia tertawa pelan. “Makasih. Pak Ben kapan pulang?” “Paling cepat jam delapan malam, tapi semoga bisa lebih cepat.” Tatapan Angga turun ke koper yang digeret Kaia. “Oh, aku lupa. Ayo aku bantu bawa kopernya ke kamar, bisa-bisa aku diomeli Pak Ben kalau nggak bantu kamu bawa koper besar ini.” Tawa renyah Kaia kembali mengudara, membiarkan Angga membawakan kopernya. Mereka masuk semakin dalam. Ada dua kamar tidur di dalam apartemen itu, Angga memandu Kaia menuju salah satunya. “Nah, silakan, Nyonya.” Angga masih bercanda, membuka pintu kamar lebar-lebar dan membiarkan Kaia melangkah masuk. Dinding kamar itu berwarna biru muda lembut dengan beberapa furnitur berbahan kayu berwarna krem

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN