Dor! Suara tembakan membuat Farel mundur beberapa langkah sambil mendekap Liam. Bayi itu langsung menangis histeris. Dan sebelum Farel sempat berkedip, tiga orang pria bersenjata meringkusnya lalu mengambil Liam dari tangannya. Dua orang pria lain meringkus pria bersuara bass yang berusaha lari. Namun ternyata kakinya tertembak. “Apa ini? Lepaskan aku!” Farel meronta-ronta, berteriak murka. Tatapan tajamnya bersinggungan dengan tatapan lega Kaia. “Aku bilang datang sendiri! Kamu mengkhianatiku, Kai!” Kaia berdiri, membersihkan lututnya dari kotoran. “Kamu pikir aku sebodoh itu sampai mau datang ke sini seorang diri tanpa rencana?” Entah ia mendapat keberanian dari mana. Mungkin saking leganya melihat polisi datang tepat waktu atau karena Liam berhasil diselamatkan meski kini bayi dua