Senyum itu tidak pernah lepas dari bibir Aldrian, melihat putra semata wayangnya yang sedang sibuk melahap bubur ayam yang dibelinya tadi, bibir mungil itu pun sama sekali tidak bisa diam, sambil mengunyah dengan mulut yang penuh, dengan maksud menyampaikan kepada Aldrian tentang begitu lezatnya bubur itu, sampai muncratan dari mulut Alvian berjejeran mengotori meja makan. Aldrian hanya terkekeh lalu mengambil tissue yang terletak di meja berbentuk bundar, mengusapkannya ke bibir dan di sekitar area dagu Alvian yang berantakan. Aldrian sama sekali tidak berniat untuk menghentikan ataupun memarahi Alvian, biarkan saja putranya berbicara hal yang ia sukai kalau itu masih tak membahayakan-seperti tersedak. Tissue itu kemudian Aldrian buang dengan cara sedikit melemparkan ke arah