10. Rengekan Mama

1016 Kata
Sania masuk ke dalam rumahnya, matanya menatap pada ibunya yang tersenyum begitu manis pada Sania. “Bagaimana? Dia tampan bukan?” tanya Yeni pada Sania. Sania mendengarnya menghela napasnya kasar. Lalu duduk di sofa dan mengambil air minum di sofa dan langsung meminumnya. Kesialan apa yang dirasakan oleh Sania hari ini? Sudah bertemu dengan Dion Hernando— ternyata lelaki yang sudah ambil keperawanannya dan membuat dirinya hamil dan saat akan pulang. Sania bertemu dengan Leona dan Evan. Dua orang yang tidak ingin ditemui oleh dirinya. Malahan Sania tidak mau melihat wajah dua orang yang sekarang tampak bahagia sekali diatas penderitaannya. Yang menduga Sania akan jatuh miskin. Cih! Keduanya tidak tahu kalau Sania menerima Dion sebagai suaminya untuk memperbaiki perusahaan ayahnya. Tidak ada yang jatuh miskin. “Hem. Iya, dia memang tampan.” Sania akui Dion memang begitu tampan sekali. Tetapi tetap saja Dion itu bukan lelaki yang baik. Lelaki itu tidak minta maaf pada dirinya. Tentang apa yang terjadi malam itu, yang membuat Sania kehilangan keperawanannya, atas apa yang dilakukan oleh Dion padanya. “Dia kaya raya?” tanya Yeni, semakin semangat untuk bertanya pada anaknya tentang Dion yang kaya raya. Sania melirik pada ibunya. “Iya, kaya raya. Duda. Dan tampan. Kenapa? Mama mau menikah dengannya? Ya. Sudah. Mama saja yang menikah dengannya, tidak usah Sania.” Ucap Sania sangat malas sekali membahas Dion. Yeni memukul lengan anaknya. “Kamu sembarangan kalau ngomong! Kalau Mama menikah dengan Dion, mau dikemanakan Papa kamu? Mama sudah tua, sudah tidak pantas bersama dengan brondong. Mama juga sangat cinta dan sayang sama Papa kamu.” Sania hanya diam sambil memejamkan matanya. Sania lelah menghadapi harinya yang begitu melelahkan. Sania ingin istirahat dan tidur dengan nyenyak, tidak usah membahas harinya yang begitu berat sekali. “Sania, kamu belum cerita sama Mama. Kamu mau nikah sama Dion? Atau kamu nolak nikah sama dia. Kamu jangan nolak untuk nikah sama Dion. Coba untuk terima Dion. Mama yakin, kalau Dion itu adalah lelaki yang baik.” Sania membuka matanya perlahan. “Dari mana Mama tahu kalau Dion itu lelaki yang baik? Mama saja belum pernah bertemu dengan Dion. Mama jangan berbohong. Hanya karena Mama mau Sania menikah dengan Dion.” Ucap Sania menatap pada ibunya, dengan tatapan meminta penjelasannya. Yeni tersenyum lebar. “Ya jelas Mama tahu. Mama cari tahu tentang Dion di internet. Kamu gimana sih. Mama itu bukan orang kolot yang nggak bisa main ponsel! Kamu harus tahu! Kalau Dion itu lelaki yang paling setia. Dia setia sama istrinya dulu, bahkan merawat istrinya dengan baik saat sakit. Kamu beruntung milih dia sebagai suami.” Ucap Yeni tersenyum senang dan senyumannya sungguh merekah sekali. Sania berdecih dalam hatinya. Senang apanya? Yang ada Sania merasa sial harus menikah dengan Dion— si duda yang menjebaknya dalam pernikahan kontrak. Si k*****t itu tidak sadar kalau dia sudah membuat hati Sania sakit. Sania tidak meminta Dion menikahinya. Tapi tolong sadar. Si babi itu telah menjebaknya malam itu. Memanfaatkan kondisi Sania yang sedang mabuk untuk melakukan itu. Sekarang Sania hamil anaknya Dion. Mampus lelaki b******n itu nanti, tidak akan pernah Sania izinkan lelaki itu untuk bertemu dengan anak dalam perutnya ini. “Sania, kamu lapar? Tunggu! Mama masakin masakan yang enak untuk kamu. Karena kamu sudah mau menikah dengan Dion. Mama akan masak spesial untuk kamu.” Yeni berdiri dari tempat duduknya dan berjalan menuju dapur. *** Sania menatap pada goreng telur yang sedikit gosong di dalam piringnya. Ini yang namanya makanan spesia? Karena sudah mau menerima Dion sebagai suaminya. Bukan makanan spesial ini. Yang ada makanan biasa saja dan Sania masih bisa membuat goreng telur yang gosong ini di dapur. Ya Tuhan! Hari ini sudah berat ditambah berat dengan memakan telur gosong. Tapi enak. Karena lapar. Sania lupa minta dibungkuskan makanan pada duda k*****t itu. Kalau Sania bertemu lagi dengan duda k*****t itu nantinya. Dia akan minta uang yang banyak untuk beli banyak makanan. Kalau perlu Sania perkosa dulu si duda itu. Astaga! Apa yang Sania pikirkan barusan? Anggap saja Sania tidak pernah berkata seperti itu. Sania mana pernah mau memerkosa seorang lelaki. Harga diri Sania itu sangat tinggi sekali. Setinggi Mas Jungkook yang akan menjadi jodohnya. “Kamu makan yang banyak. Mama tahu kamu sangat suka sekali dengan masakan Mama. Itu spesial Mama masak. Kamu sudah melupakan Evan dan mau menikah dengan lelaki yang lebih baik dari Evan.” Yeni menepuk pelan kepala Sania penuh kasih sayang. Sania dengan lapar menghabiskan makanan yang dimasak oleh ibunya ini. Matanya melihat ibunya yang memainkan handphone dengan wajah berbinar. Sania penasaran, apa yang dilihat oleh ibunya, sehingga dia menatap benda persegi itu penuh binaran mata ketika melihat uang jatuh dari langit. “Mama lihat apa?” Yeni menatap pada Sania. “Ini Mama lagi kepoin calon menantu Mama. Kenapa? Kamu mau lihat?” tanya Yeni balik. Sania menggeleng. “Nggak tertarik untuk melihat dia. Tadi Sania sudah ketemu sama dia.” jawab Sania. “Sania! Kamu bawa Dion ke rumah ya. Nanti Mama bakalan masak banyak untuk Dion. Tanyain juga, dia suka makanan apa? Mama mau menyambut calon menantu Mama dengan baik.” Yeni berucap begitu semangat sekali. Sania mendengarnya tidak mengangguk. Untuk apa Sania membawa Dion kemari dan sok akrab menanyakan makanan apa yang disukai oleh Dion. Kasih saja dia air comberan atau lumpur sebagai hidangan penutup. “Kamu kenapa diam aja? Ayo! Ajak Dion kemari. Mama mau masak yang banyak untuk Dion. Mama mau menjadi ibu mertua yang baik untuk Dion. Kamu tanyain ya, dia suka makan apa?” Yeni menarik ujung baju anaknya. Sania menghela napasnya kasar. Ini kenapa yang ngebet sama Dion malah ibunya. Sania saja tidak ngebet sama Dion. Malah membenci lelaki itu. “Ma! Diam! Sania mau makan. Nanti Mama masak aja gulai pare yang pahit untuk dia. Pasti Dion suka.” Ucap Sania menyuapkan suapan terakhir ke dalam mulutnya. Setelahnya Sania pergi dari sana. Tidak mau mendengarkan rengekan dari ibunya tentang Dion dan mau jadi ibu mertua yang baiik untuk Dion. Dion anj— sudah tahu lelaki itu malam itu melakukan itu padanya dan menjebaknya. Tetap tak mau mengakui dan malah menuduh Sania sebaliknya yang memaksa Dion. Mana percaya Sania.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN