Sania menatap pada ruang dokter kandungan yang ada di depannya sekarang. Rasanya sangat deg-degan sekali untuk masuk ke dalam dan mengetahui dirinya memang hamil atau tidak. “Sania, kamu kenapa masih berdiri? Ayo, masuk ke dalam.” Sania menatap pada ibu mertuanya dan juga ibunya yang menarik tangan Sania untuk masuk ke dalam. Sania menggeleng pelan. Dia tidak bisa masuk ke dalam sana. Kalau tidak ada suaminya yang mendampingi dirinya sekarang. Hiks! Sania butuh Dion. Sania hanya butuh suaminya untuk membawa Sania masuk ke dalam dan mendengar ucapan Dokter tentang Sania yang benar hamil atau tidak. “Sania butuh Mas Dion. Hiks! Sania mau Mas Dion.” Sania sudah menangis menyebut nama suaminya, dan dia sungguh membutuhkan suaminya itu sekarang. Dera mendengar ucapan menantunya itu menggel