Dion dan Sania duduk saling berdampingan dengan sate yang sudah terbuka dan Dion terus menyuap sate ke dalam mulutnya. “Kamu mau sayang?” Pertanyaan Dion sudah kesekian kalinya bertanya pada Sania, yang mengatakan tidak mau sate lagi. Dia sudah kenyang. Perutnya sudah tidak mampu diisi setelah menghabiskan hampir tiga puluh tusuk sate. “Nggak Mas! Udah kenyang.” Sania mengelus perut. Dion mengangguk dan terus memakan sate sampai habis. Rencana mereka keluar harus gagal karena Dion memang tidak mau kedua kesayangannya sakit kalau masih ngeyel beli es krim. “Sayang, kamu cantik.” Dion segera mengangkat tubuh Sania untuk duduk di atas pangkuannya. Ini sudah jam sebelas malam. Tidak akan ada yang ke dapur. Semua pekerja di rumah ini dilarang masuk ke dalam rumah setelah jam sembilan mal