Chapter 25

928 Kata

Selamat membaca Hari-hari dilalui Prawira seperti orang mati. Dia beraktifitas seperti biasa, bangun, makan, kerja, tidur, dan terus mengulang kegiatannya di hari berikutnya. Meskipun dia beraktifitas seperti manusia normal, namun jiwanya kosong dan tak bernyawa. Hidupnya yang terasa hambar membuat Prawira berada di posisi ingin mengakhiri, namun tidak bisa menyerah dengan keadaan karena masih ada seseorang yang harus dia jaga. Mirisnya, dia sudah menjalani kehidupan itu selama empat tahun. Setiap hari terasa berat dan menyakitkan bagi Prawira, karena dia harus hidup dalam bayang-bayang rasa penyesalan yang menikamnya secara perlahan. Dia hidup, tapi mati... Bertahun-tahun hidup sebatang kara dan jauh dari putrinya tanpa kabar membuatnya kesepian. Rasa rindu setiap detik memborbardir

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN