Waktu pulang tiba, tapi Anjani belum menyelesaikan pekerjaannya. Cucian piringnya masih menumpuk layaknya gunung, karena pengunjung yang sedari siang tadi sampai mau tutup terus berdatangan. Anjani yang bekerja seorang diri tentu saja merasa keteteran, beruntungnya stok piringnya melimpah, sehingga tidak terlalu membuatnya pusing tujuh keliling.
Anjani tak memusingkan pekerjaannya yang masih banyak. Toh sebentar lagi juga akan selesai, kalau dia fokus menyelesaikannya. Vina tak bisa meninggalkan Anjani sendirian, tapi dia tak bisa pulang lebih telat lagi karena setelah ini akan ada acara keluarga yang harus ia hadiri.
"Gimana, dong?" tanya Vina tak enak hati meninggalkan Anjani seorang diri.
"Gimana apanya? Kamu tinggal pulang duluan aja, kan?"
"Tapi nanti kamu sendirian di sini."
