Anjani terbangun, saat sebuah tangan kokoh melingkar dengan sempurna di perut rata miliknya, lalu mengeratkan pelukannya. Matanya yang bulat mulai terbuka, menatap cahaya mentari yang sudah masuk ke dalam kamar mereka, melalui ventilasi udara yang terletak di atas pintu. "Morning, Sayang," bisik Surya dengan suara serak khas orang bangun tidur. "I - iya." Mendadak Anjani jadi malu sendiri, saat kejadian semalam terngiang-ngiang di kepalanya. Bagaimana dirinya melenguh, memanggil nama Surya karena tak kuat menahan gejolak yang ada di bawah, meremass kepala Surya bagian belakang, karena permainan yang Surya ciptakan membuatnya terbang ke langit ketujuh. Masih Anjani ingat, bagaimana benih-benih Surya memberikan rasa hangat ketika disemburkan ke dalam rahimnya. Dan masih Anjani ingat