Siang itu, di ruang pemulihan anak, suasana terasa berbeda. Langit di luar mulai cerah sempurna, sinar matahari masuk melalui jendela besar yang dihiasi tirai bergambar hewan-hewan lucu. Aroma antiseptik masih ada, tapi kini bercampur dengan wangi sabun bayi dan parfum lembut dari perawat yang keluar masuk membawa perlengkapan medis. Di sudut ruangan, televisi kecil menampilkan animasi kartun tanpa suara, dan suara musik instrumental anak-anak mengalun pelan dari speaker. Alby berbaring di ranjang mungil yang kini jauh lebih nyaman dibandingkan ruang NICU. Di sisi ranjangnya, Celina duduk sambil mengipasi perlahan menggunakan kipas tangan, sementara Darren sedang melipat jaket tipis yang tadi sempat digunakan Alby saat perpindahan ruangan. “Enak, Sayang? Tempat tidurnya empuk, ya?” tany