Fiona melangkah masuk ke dalam sebuah kafe bergaya Eropa di bilangan SCBD. Gaun midi krem yang membalut tubuhnya berusaha menutupi kenyataan bahwa wajahnya kini tak secantik saat dia memiliki banyak uang. Make-up tipis dengan lipstik merah terang ia aplikasikan untuk menutupi kelelahan, kegelisahan, dan terutama keterpurukan yang ia alami beberapa bulan terakhir karena sumber uangnya sudah tidak ada. Ia sempat berhenti di depan pintu masuk, matanya menyapu ke seluruh ruangan. Dan saat melihat sosok lelaki yang duduk sendirian di sudut ruangan dengan secangkir kopi hitam di depannya dan sebuah laptop terbuka, Fiona seakan tidak bisa menahan detak jantungnya. Itu Kavindra. Mantan suaminya. Lelaki yang dulu ia tinggalkan karena nafsu dan keserakahan. Fiona menarik napas panjang. Tumit sep