114 - Maaf.

1510 Kata

Ahmad dan Ani secara seksama mendengarkan semua penjelasan Anton. Selama Anton memberi penjelasan, keduanya diam, sama sekali tidak menyela ucapan Anton. "Jadi kamu berniat untuk menjodohkan Anna dengan anak dari salah satu teman baik kamu, Anton?" Ahmad bertanya pelan, tapi penuh penekanan. "Iya, Pah," jawab Anton sambil menundukkan pandangannya. Anton tidak berani menatap Ahmad yang sejak tadi sudah menatapnya dengan sangat tajam. "Anton, apa kamu sadar dengan apa yang sudah kamu lakukan?" Ahmad yang sejak tadi duduk tegak langsung menyandarkan punggungnya di sofa, lalu memejamkan matanya sambil memijat pelipisnya. "Anton sepenuhnya sadar, Pah." "Pantas saja semalam Anna datang ke sini sendirian," keluh Ahmad pada akhirnya. Sekarang rasa penasaran Ahmad sudah terjawab, jadi Ahmad bi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN