Shakila memeluk Davin erat, sangat erat hingga bayi berusia 6 bulan itu menggeliat memberontak. “Kau bisa meremukkan tulangnya jika memeluknya seperti itu,” tegur Julian. Shakila mengusapkan hidungnya di pipi Davin dan mendapatkan kecupan-kecupan kecil di wajah. “Aku pasti akan merindukanmu, Dav. Jangan lupakan aku, ya,” ucap Shakila dengan mata berkaca-kaca. “Kau bisa mengunjunginya jika merindukan Davin. Atau, lain kali kami akan ke sana jika kakak iparmu sudah pulih,” ujar Eza yang meminta Davin dari Shakila karena Shakila dan Julian harus segera berangkat. Shakila mengusap setitik air mata di ujung matanya dan mengangguk lemah. “Sudah saatnya berangkat,” ucap Julian. Shakila mengangguk mengerti kemudian berpamitan pada Eza dan Arumi lalu berangkat ke bandara untuk pulang

