Shakila kembali dan sudah mendapati Julian hanya sendiri. Pria itu duduk di sofa dengan kaki bertumpu lutut dan ponsel di tangan. “Mereka sudah pergi?” gumam Shakila. Julian hanya diam dan tetap fokus pada benda pilih di tangan. Namun, saat Shakila hendak meletakkan Davin ke tempat tidur suaranya terdengar. “Bersiap-siap lah nanti pukul tiga kita pergi.” Shakila menoleh menatap Julian dengan sebelah alis meninggi. “Ke mana?” Julian melirik lewat ekor mata. “Kau akan tahu jika kita sampai di sana.” Shakila menggembungkan pipi kesal. Lagi-lagi Julian memberi jawaban dengan ketus. Tak ingin kembali mendengar ucapan ketus Julian, Shakila memilih membuatkan Davin s**u. Beberapa saat kemudian, seperti yang Julian katakan, ia mengajak Shakila pergi. Saat ini ia telah tampil menawan dengan