Isvara mendapat informasi dari Meriana kalau Gaska mengambil cuti selama satu minggu untuk bulan madu. Dan mendengarnya membuat ulu hati Isvara terasa perih, telapak tangan Isvara dingin dan tremor. Sekuat apapun dia mencoba untuk merelakan namun nyatanya sangat sulit, butuh waktu. Entah sampai kapan, Isvara juga masih menunggu saat itu tiba. “Bu … saya buat teh manis hangat untuk Ibu.” Meriana masuk ke dalam ruangan Isvara membawa mug di tangan. “Makasih Mer.” Isvara memegang mug menggunakan kedua tangannya yang bergetar. Meriana yang merasa kasihan melapisi tangan Isvara dan membantunya untuk minum. Isvara tertawa sumbang menertawakan kelemahannya sendiri. “Makasih ya Mer.” “Sama-sama, Bu … Ibu bisa cerita sama saya kalau Ibu butuh teman cerita.” Meriana menatap Isvar

