“Ra, kita mau makan malam … kamu ikut ya?” ajak Cindya antusias saat langkah Erwan dan Cindya sampai di depannya. “Sa-saya—“ “Ayo lah, Ra … aku tahu kamu enggak ada acara malam ini, aku enggak menerima penolakan lho,” kata Erwan memaksa. Ganteng sih ganteng, tapi kalau pemaksa begini Isvara jadi ilfeel. “Pak tapi ….” Isvara terbata, otaknya beku tidak dapat mencari alasan untuk menolak. “Sayang, kamu donk suruh Ara ikut … kalau sama kamu pasti nurut.” Cindya menggoyang-goyang tangan Gaska yang dia genggam. Gaska menatap Isvara yang juga sedang menatapnya penuh permohonan untuk tidak mengikuti keinginan Cindya dan Erwan. “Ayo, Ra! Kita makan malam bersama, sekalian lanjutin diskusi kita tadi.” Isvara terperangah, apa maksud pria itu? Tidak puaskah Gaska menghancurkan hati

