Plak!!!! Trisha merasakan sengatan perih di pipi, kepalanya sampai menoleh ke samping karena tamparan sang papa begitu kencang hingga membuat telinganya mendengung dan kepalanya terasa pening. Mungkin ini yang dirasakan Aruna ketika dia menamparnya beberapa hari lalu. “Papa!” seru mama Metha menahan tangan Papa Heru yang hendak menampar Trisha kembali. “Apa yang ada di otak kamu sampai mengumumkan aib kamu sendiri di depan keluarga calon suami kamu, Hah???” bentak Heru di depan wajah Trisha yang kemudian memejamkan matanya dengan satu telapak tangan berada di pipi yang tadi Papa Heru tampar. “Dasar enggak punya malu!!! Sama saja dengan kamu itu melempar kotoran ke wajah Papa, puas kamu setelah membanggakan kalau kamu udah enggak perawan?” Papa Heru masih bicara dengan intonasi tinggi.