“Luar biasa,” kata pria itu, melingkarkan kedua tangannya di tubuh Aruna sebelum akhirnya memberikan banyak kecupan di puncak kepala sang istri tercinta yang telah bekerja keras memuaskannya. “Aku makin ketagihan, kalau kaya gini caranya.” Aruna tertawa pelan menanggapi celotehan Adrian. “Gimana kalau ternyata anak kita nanti perempuan?” Yang tadinya mereka tidak ingin banyak berharap mengenai keberhasilan operasi Adrian dalam perkara mendapat momongan—sekarang harapan-harapan itu sering terdengar dalam bentuk obrolan ringan atau terkadang sebuah kelakar. “Kita buat anak ke tiga.” Adrian menjawab cepat memasukan Isvara sebagai anak pertama mereka. Bayangan tentang pengkhianatan Tyas dengan Galih setiap kali melihat wajah Isvara sudah tidak pernah terlintas lagi berganti rasa sayangn