Aruna mengerjap, memejamkan mata kembali karena kepalanya terasa pusing sekali. Mengangkat tangan untuk menyentuh pelipis kemudian memijatnya perlahan, ingatannya ditarik paksa sesaat sebelum ia tidak sadarkan diri untuk mengingat apa yang terjadi. “Sayang.” Suara bariton sexy milik suaminya membuat Aruna refleks membuka mata. “Mas,” balas Aruna melirih. Pria itu duduk di samping tempat tidur, wajahnya babak belur. Aruna mendudukan tubuhnya, dia langsung memeluk Adrian. “Mas … aku minta maaf.” Aruna terisak. Dia ingat semuanya. Adrian membalas pelukan itu membuat Aruna kian mengeratkan pelukan. “Seharusnya aku bilang dari awal sama Mas kalau Ghema mantan aku jadi kita enggak perlu melanjutkan renovasi kamar sama perusahaan dia, jadi dia enggak akan pernah nyentuh aku … aku yang