“Mas … Ara tidur, kayanya kecapean main.” Aruna memberitau. Adrian menoleh ke samping dan ia menemukan Isvara begitu lelap dalam pelukan Aruna. “Ke rumah aku dulu ya, nanti aku anter pulang.” “Enggak usah, aku bisa pulang sendiri.” “Iya … terserah kamu, yang pasti sekarang kita anter Ara pulang dulu.” Aruna mengangguk, ia lantas menunduk mengecup kening Isvara. “Cayank mami ini.” Aruna bergumam tapi masih bisa Adrian dengar dengan jelas dan hatinya menghangat. Adrian memelankan laju kendaraan karena telah memasuki kompleks perumahannya. Sekitar lima puluh meter dari rumah, Adrian melihat mobil Trisha memasuki garasi rumahnya. Ia refleks membelokan kemudi. “Loh … Mas, kenapa ke sini?” “Aruna … boleh aku titip Ara sebentar di rumah kamu?” Aruna menatap Adrian bingung. “Bo-bole