Sebuah kecupan lembut didaratkan oleh Ell pada pipi Alee. Pria itu baru saja kembali ke apartemennya yang kini terasa hidup lagi karena kehadiran Alee di sana. “Apakah aku membuatmu menunggu terlalu lama?” Ell memeluk pinggang Alee. Ia menghirup aroma rambut Alee yang sama dengan aroma rambutnya. Tentu saja, mereka berbagi shampoo yang sama. “Tidak. Aku juga baru selesai menghidangkan makan malam ini. Ayo kita makan selagi masih hangat,” ajak Alee. “Ayo, aku sudah tidak sabar ingin menyantap makan malamku.” Ell berbisik pelan di telinga Alee. Alee mencubit perut Ell pelan. “Jangan berpikiran macam-macam.” Ell terkekeh geli. Ia menarik sebuah kursi dan duduk di sana. Melihat ke arah hidangan yang sudah tertata rapi di meja. Di sana juga ada sebotol wine dan dua buah gelas. Kemampua