CHAPTER 2

1179 Kata
Suara kamera terus berbunyi dan arahan dari fotografer terus terdengar. Seorang pria tampan dan maskulin sedang berpose berbagai gaya untuk menampilkan hasil foto yang bagus. "Yah bagus sekali. Hari ini kamu sangat memukau, aura yang kamu pancarkan sangat berbeda dari biasanya." Ujar fotografer dengan wajah yang begitu senang beserta tepuk tangan dari para staff yang ada disana. "Moodku sedang baik." ucap pria itu menampilkan sedikit senyum tipis di wajahnya membuat orang yang ada di sekitarnya menjerit dan terpana dengan ketampanan pria itu.  Agas menghampiri pria itu dengan memberikan minuman soda kepadanya lalu berkata "Karena pemotretan hari ini berjalan baik dan cepat, kita masih ada 2 jam untuk jadwal selanjutnya. Apa yang ingin kamu lakukan?" Pria itu meminum sodanya lalu menatap Agas "Kita ke Restoran biasa, Aku ingin makan siang di sana." **** Di Restoran Pria itu sedang bersantai sambil menikmati pemandangan kota Paris. Tiba- tiba terdengar suara wanita memanggilnya. "Ten! Kenapa tidak mengajakku untuk makan siang bersama?" Ucap wanita cantik dan tubuh sexynya langsung duduk di pangkuan Ten. "Turun Patricia!" perintah Ten kepada wanita yang duduk bermanja di pangkuannya. Ten Roger nama pria itu. Seorang Superstar yang digilai oleh seluruh wanita di dunia, tidak hanya ketampanan, tubuhnya yang six pack dan bakatnya tetapi Ten Roger juga merupakan pengusaha dunia yang di segani oleh pembisnis lainnya. Sedangkan wanita yang ada di pangkuan Ten itu adalah Patricia Scott seorang model papan atas. Patricia merupakan salah satu wanita satu malamnya di saat Ten ingin menyalurkan hasratnya. Ten menatap Agas dengan tajam membuat Agas menelan ludah dan menunduk kepalanya. Mood Ten yang baik menjadi buruk dikarenakan munculnya Patricia. Ten yang ingin bangkit dari duduknya membuat Patricia takut terjatuh langsung bangkit dari pangkuan Ten.  "Kembali kerja!" Ucap Ten dengan nada dinginnya pergi meninggalkan ruangan itu. Agas yang melihat Ten kembali menjadi dingin hanya bisa diam dan mengikuti perintahnya. Padahal tadi suasananya sangat nyaman dan hangat. Ini semua karena wanita bodoh itu, entah dari mana dia bisa mengetahui keberadaan Ten. Setelah menyelesaikan jadwal hari ini, Ten segera menuju Penthousenya. Ten segera membersihkan tubuhnya setelah itu mengambil sebotol wine menuangkan ke gelas lalu meminumnya sambil memandang kota malam Paris yang begitu indah. Ingatan Ten kembali berputar pada lima belas tahun yang lalu.  Flasback Saat itu Ten berusia lima belas tahun, Ten yang masih kecil itu diculik dan di sekap di sebuah gudang yang usang. Saat Ten kecil tersadar dan hanya bisa menangis ketakutan mendapati dirinya berada di tempat asing. Ten kecil melihat seorang gadis yang usianya lebih kecil darinya menyuruhnya diam dengan bahasa isyarat. Ten kecil yang mengerti pun diam dari tagisannya, gadis kecil itu melihat sekitarnya, para penculik itu sudah tertidur pulas karena mabuk meminum alkohol. Gadis kecil itu berjalan perlahan menuju Ten kecil dan mulai melepaskan ikatan tangan dan kakinya, tetapi ikatan tersebut sangat erat sehingga gadis kecil itu kesusahan dan memerlukan waktu untuk melepaskannya. Saat tali itu terlepas dari Ten kecil, Ten kecil langsung berteriak "Awas!" Lalu mendorong tubuh gadis kecil itu ke samping. Gadis kecil itu terkejut saat badannya terjatuh ke lantai. Rupanya salah satu penculik itu tersadar. Tubuh gadis kecil itu gemetaran. "Hey kau gadis kecil! Mau apa kamu dengan sandera kami?" Ucap penculik yang bertubuh tinggi dengan keadaan mabuk. Tubuh gadis kecil itu belum bangun, masih dilantai diam tidak bergerak. Ten kecil yang melihat gadis kecil itu dalam bahaya langsung melihat disekitarnya, mengambil sebuah tongkat kayu mengayunkannya dengan kuat ke kepala penculik itu. Tubuh penculik itu jatuh setelah menerima pukulan dari Ten kecil. Ten kecil langsung menjatuhkan tongkat kayu itu dan membuat suara yang keras sehingga para penculik yang lainnya terbangun. Gadis kecil itu langsung menarik tangan Ten kecil lalu berlari dengan cepat keluar dari gudang usang itu. Mereka berlari sambil berpegang tangan, Ten kecil merasakan getaran di dadanya. Karena kelelahan Gadis kecil itu mendorong Ten kecil di sebuah celah dan menutup mulut Ten kecil dengan tangan mungilnya untuk tidak bersuara. Terdengar suara kaki berlari yaitu para penculik yang sudah tersadar. Gadis kecil itu memberi isyarat dengan menempelkan jari telunjuknya di mulutnya. "Kalian cari di sebelah kanan dan sisanya ikut aku di sebelah kiri. Kita harus menemukan mereka karena mereka sumber uang kita." Ucap salah satu penculik itu. " Baik!!!" Ucapan serentak dari anggota lainnya. Suara kaki berlari yang lama kelamaan semakin menjauh membuat gadis kecil itu melepas tangannya dari mulut Ten kecil dan bernafas dengan lega. Gadis kecil itu menatap tangan Ten kecil yang sudah memerah dan mengeluarkan darah. Ten kecil melihat tatapan mata gadis kecil ke arah tangannya, baru menyadari satu pergelanggan tangannya sudah berdarah. Ten kecil yang mau berkata, tidak jadi karena melihat gadis kecil itu mengeluarkan sapu tangannya dan membalut ke tangan Ten kecil yang berdarah. "Terima kasih." ucap Ten kecil sambil menatap gadis kecil itu tersenyum lalu menganggukan kepalanya.  "Apakah kamu membawa ponsel untuk kita mencari bantuan?"  "Ah... Ada. Aku ada membawa ponsel." ucap Ten kecil meraba tubuhnya dan mendapatkan ponselnya. Ten melakukan panggilan kepada orang tuanya. "Halo Ten! Kamu dimana nak? Kita mencarimu dan tidak menemukanmu." Terdengar suara tangis seorang wanita, itu adalah Mommy Ten yaitu Hanny Roger. "Mom aku di culik dan sekarang Ten sedang bersembunyi dari pencuri itu." Jawab Ten kecil dengan suara bergetarnya. "Sekarang dimana posisimu nak?" "Kita... kita sekarang..." "Kita berada di pinggir kota Paris tepatnya di pergudangan usang yang dekat di sungai Seine." Ucap gadis kecil itu.  "Baiklah. Tetap bersembunyi nak, Mommy akan menjemputmu." Setelah itu panggilan dimatikan. Ten kecil dan gadis kecil itu hanya bisa diam dan tetap bersembunyi sampai Hanny menjemput mereka. "Siapa namamu?" tanya gadis kecil itu sambil menampilkan senyuman cantik di wajahnya. "Ten. Kalau kamu?" "Ten artinya sepuluh dong." "Hmm.. benar." "Namaku..." "TEN!" terdengar suara teriakan memangil nama Ten kecil. "Itu suara Daddyku." Ujar Ten kecil lalu berdiri dan melihat "Daddy i'm here!!!" Teriak Ten kecil berlari menuju Hanny Roger dan Thomas Roger yaitu Mommy dan Daddy Ten kecil. Gadis kecil itu mengikuti Ten kecil dari belakang tetapi tiba-tiba mulutnya dibekap. Ten kecil tidak tahu bahwa gadis kecil yang sudah memikat hatinya diculik oleh para penculik itu dan terus berlari menuju Orang tuanya. "Oh my god Ten! Akhirnya kita menemukanmu! Kamu baik-baik saja?" Sambil memeluk erat tubuh Ten kecil. "Aku baik-baik saja Mom. Aku diselamatkan oleh seorang gadis kecil, dia..." Ucapan Ten kecil berhenti saat melihat kebelakang tidak menemukan sosok gadis kecil itu. "Tidak ada gadis kecil Ten hanya kamu sendiri tadi saat berlari kemari." Ujar Hanny kepada Ten kecil. Ten kecil seketika terkejut dan wajahnya berubah pucat saat tidak mendapati gadis kecilnya "Mom Dad! Tadi ada gadis kecil yang menolongku, kami tadi bersembunyi bersama dan kamu sendiri mendegarkan suara gadis itu saat aku meneleponmu." Ucap Ten kecil kepada Hanny dengan tubuh yang bergetar begitu hebat. Ten kecil merasa khawatir tentang gadis kecil itu, takut bahwa penjahat itu menculiknya. Ten kecil langsung berlari kembali menuju tempat persembunyian mereka, tetapi kalah cepat karena bodyguard Thomas membawa Ten kecil pergi menuju mobil mereka. "Lepaskan aku!!! Aku mau mencari gadisku!!! Lepaskan!!! Lepaskan!!!" Jerit Ten kecil terus berontak. Flasback end Ten menggengam sapu tangan gadis kecilnya yang terukir bunga Lily. Di dalam hatinya dia akan membalaskan dendamnya kepada orang yang sudah menculiknya dan membuat dia dengan gadis kecilnya terpisah. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN