“Aku bukan jalang,” isak Aurora merasa sangat sakit hati. “Kalau bukan kenapa kau mau saja diajak orang asing ke cafe bersama hah! Aku sudah memperingatimu berkali kali. Apa aku harus menjalankan ancamanku agar kau paham!” sentak Christian. “Dia mengaku bahwa dia temanmu. Aku sudah menolak tapi—“ “Alasan! Sekali jalang tetap saja jalang! Kau suka menggoda laki-laki lain! Kau pikir mereka bisa menolongmu?! Jangan harap, Aurora! Mereka atau siapa pun tidak akan bisa menolongmu untuk lepas dariku! Dan Aaron, meski dia temanku, kau pikir dia akan bersikap baik padamu? Yang ada kau akan dia habisi!” Christian tidak berhenti marah dan menyentak Aurora. Karena mendapat perlakuan itu, Aurora merasa tertekan. Ia tidak berhenti menangis. Aurora juga bertanya-tanya apa yang salah darinya. Ia h