Bab 2. Tragedi Bercinta

1060 Kata
Di sebuah club malam, Selma dan Raya tampak sedang memesan minuman dengan kadar alkohol yang sedang. Kedua wanita itu sudah sama-sama mabuk, tetapi Raya masih kuat untuk minum. Selma mulai mengedarkan pandangannya dan melihat ke atas panggung, menatap beberapa orang sedang berjoget mengikuti alunan DJ. "Ray, gue ke sana dulu ya, mau ikut goyang, kelihatannya seru tuh!" Raya hanya menjawab dengan gumaman karena kepalanya sudah diletakkan di atas meja. Selma berjalan dengan sedikit terhuyung. Menyeruak ke tengah keramaian para pengunjung yang tengah asyik menikmati dentuman musik. Selma pun mulai ikut berjoget mengikuti alunan musik yang menggema. Selma tertawa dan berteriak karena merasa begitu senang. Ya, benar apa yang dikatakan Raya, dia bisa sedikit mengalihkan rasa sakit hatinya dengan minum dan berjoget seperti ini. "Hei, boleh joget bareng?" Tiba-tiba Selma merasakan jika punggungnya ditempeli seseorang. Selma pun merasa risih dan menghindar, tetapi pria itu masih berusaha mengejarnya. "Hei, kenapa lari, alah jangan sok jual mahal di sini, gue bisa bayar lo berapa aja!" Pria itu tertawa. Masih menggoda Selma yang tampak mengacuhkannya. Selma masih terus berjalan terhuyung-huyung untuk keluar dari kerumunan hingga tiba-tiba tangannya ditarik oleh seseorang. "Lepas, brengsek!" Selma menghentakkan tangannya. Dia berhasil dan terus berjalan menjauh. "Sial, kenapa gue dikejar cowok gila, padahal gue mau senang-senang!" oceh Selma kesal. Wanita itu pun tidak melihat Raya di tempatnya tadi, mungkin sedang ke kamar mandi, pikir Selma. Di saat masih tak berhasil menemukan keberadaan Raya, Selma melihat seorang pelayan melintas di depannya sambil membawa nampan berisi minuman. Tanpa pikir panjang, Selama pun mengambil minuman itu dan langsung meminumnya. "Eh, Nona! Itu bukan untuk Anda!" "Halah, gue bayar kok, tenang aja!" "Tapi …." Di meja bartender, Nico yang sudah berada di sana bersama sahabatnya – Bastian, tampak memperhatikan apa yang baru saja dilakukan oleh Selma. "Ah, sial!! Kenapa wanita itu meminumnya, padahal di gelas itu sudah ditaruh obat perangsang? Wah, gawat kalau sampai dia buka baju disini, bisa-bisa diserang puluhan orang!" ujar Bastian yang juga mengamati wanita itu. Tepatnya mengamati pelayan yang tadi dia suruh untuk memberikan minuman tersebut kepada salah satu wanita di ujung sana. Ucapan Bastian menginterupsi Nico dan membuat wajah pria itu menoleh. "Dari mana lo tahu kalau gelas yang diminum wanita itu ada obat perangsangnya?" tanya Nico penasaran. "Gue sendiri yang kasih, itu minuman yang dipesan Jack buat pacarnya yang kaku, mereka duduk di pojok sana, padahal gue udah dikasih tip lumayan, sial!" Nico sekarang mengerti. Akhirnya, dia memutuskan untuk berdiri dan berjalan mendekati wanita itu. Meskipun Nico tengah di bawah pengaruh alkohol, tetapi dia masih bisa berjalan dengan benar. Entah kenapa nalurinya mengatakan jika dia harus menolong wanita itu. Nico sengaja menabrakkan dirinya dengan wanita itu, Nico menatap kebawah dan melihat jika wanita itu sedang menatapnya juga. Nico bisa melihat wajahnya merah dengan mata yang sudah berkabut. Tiba-tiba Niko merasakan wanita itu mencium bibirnya dan mengalungkan tangannya ke lehernya. Niko tersengat, sungguh dia tidak menyangka jika tubuhnya akan bereaksi secepat ini. Biasanya Nico selalu bisa menguasai dirinya sendiri, mengontrol agar tidak tergoda oleh sentuhan wanita apalagi di Club malam seperti ini yang hanya akan menguras uangnya dengan memberikan tubuh mereka. Meskipun begitu Nico tidak akan terpengaruh karena dia hanya mau bermain dengan wanita yang jelas yaitu kekasihnya. Namun, kenapa sekarang tubuhnya benar-benar sulit dikendalikan, Nico tidak kuat dan akhirnya membalas ciuman itu. Wanita itu mengerang tertahan, tubuhnya semakin menempel ketat pada tubuh bidang Nico. "Sial, wanita ini benar-benar dalam pengaruh obat!" batin Nico saat merasakan jika wanita itu menggesekkan area sensitifnya. Bahkan ciumannya semakin dalam. Gairah Nico mulai tak tertahan, aliran darahnya seakan ikut berdesir hingga dia juga menikmati ciuman itu. Akhirnya, karena tidak tahan lagi, Nico meminta Bastian untuk menyewa salah satu kamar yang ada di gedung tersebut. Nico pun mengajak Selma masuk ke dalam lift. Ya, wanita itu memang sedang dalam pengaruh minuman yang di dalamnya sudah tercampur obat perangsang. Akhirnya, mereka sampai di lantai tiga, Bastian mengatakan jika kamarnya ada di sana dan terletak di sudut ruangan. "Panas, panas, aku tidak kuat tuan, tolong aku!! Ini sakit sekali, rasanya ingin dipegang!" Selma meracau sambil memegang bagian sensitifnya. Kali ini Nico bisa melihat dengan jelas wajah Selma yang menurutnya tidak asing, tetapi dia tidak tahu siapa wanita itu. Setelah Nico berhasil membuka pintu kamar yang ditujunya, dia langsung menarik Selma masuk. Selma pun mulai menciumi Nico dengan brutal. Jika biasanya Nico akan mengamuk jika ada wanita yang berani melakukan hal itu padanya, tetapi entah kenapa sekarang dia tidak mau mendorongnya. Bahkan Nico malah menarik tubuh Selma hingga masuk ke dalam pelukannya. "Jangan salahkan aku karena kamu yang meminta!" bisik Nico. Pria itu pun membawa Selma ke atas ranjang sambil melepaskan kemeja dan celananya. Begitu pun dengan Selma yang sudah membuang dress-nya hingga menyisakan pakaian dalam saja. Niko terlihat takjub dan terpana akan tubuh indah wanita lain selain milik Donita. Ya, Nico juga pernah tidur dengan kekasihnya, tentu saja. Selma yang merasa sudah tidak tahan, akhirnya menarik Nico dan menjatuhkan tubuh kekar itu diatas ranjang. Selma naik ke atas tubuh pria itu dan langsung menciumnya. Nico membalas dan keduanya sama-sama terbuai dengan sentuhan masing-masing. Bagi Selma, dia tidak masalah melakukan one night stand karena dia juga bukan wanita yang memiliki status sebagai istri lagi. Sepertinya dia juga butuh pelampiasan untuk hasrat dan hatinya yang sempat remuk redam karena mengetahui kenyataan tentang mantan suaminya yang menikah dengan sahabatnya sendiri. "Kau sangat seksi," bisik Nico. Selma tersenyum sambil merasakan permainan pria itu. "Kau juga, puaskan aku malam ini!" Malam itu, Nico juga sudah melewati batas dengan menyentuh wanita lain selain kekasihnya. Dan, satu hal lagi yang dia lupakan, yaitu pengaman. Nico tidak membawanya karena memang dia sama sekali tidak ada persiapan, niat Nico sebelumnya memang hanya ingin melampiaskan rasa kesalnya dengan minum hingga mabuk di club sahabatnya dan tidak ada rencana untuk bersenang-senang dengan seorang wanita. Selama ini, dia selalu memakai pengaman jika melakukan hubungan dengan Donita. Nico dan Selma melakukan permainan hingga semalaman, mereka seperti baru mereguk manisnya bercinta, padahal dua-duanya sudah pernah melakukannya dengan pasangan masing-masing. Hingga terbit fajar, Selma bangun duluan. Kepalanya terasa berat dan dia begitu pusing dan juga kelelahan. Selma mengerjapkan matanya berkali-kali hingga dia merasakan deru nafas hangat yang mengenai tengkuknya. "Di mana aku?" Selma mulai menoleh, melihat seorang pria yang masih terlelap tepat di sampingnya. "Ya Tuhan, siapa pria ini? Apa yang sudah aku lakukan dengannya?" batin Selma sembari mengingat apa yang terjadi semalam. Masih melihat sosok pria yang tertidur memunggunginya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN