62. Enam Puluh Dua

1881 Kata

Kepada yang sudah hadir, inilah saat yang ditunggu-tunggu, yakni prasmanan. Di mana banyak tamu mengantre untuk sesuap nasi. Pengantin pun berganti kostum, dari yang semula seputih kapas, kini baik Altarik dan Rahee pakai warna pink. Lagi-lagi jadi bahan perbincangan, banyak mata yang memandang ke arah Mr. Altarik. Termasuk ... Mbak Wendi. Rahee mendengkus. Mendadak kesal karena punya suami tampan maksimal. Di mana kini Mr. Altarik tengah ngobrol bersama Bang Umin. Begitu ada tamu datang, refleks yang duduk di pelaminan pun berdiri. Bersalaman, tersenyum atas kehadiran mereka beserta amplopnya. Ah, Rahee tidak perlu bekerja untuk jadi kaya, dia cukup menikah dengan Mr. Altarik saja. Betapa indahnya hal itu, nampak seperti hidup di dunia khayal saja. "Ini toh yang jadi pengantin

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN