Malam itu Altarik kembali mendapatkan jatahnya setelah sekian purnama dia puasa. Ehm. Nggak gitu, sih. Pokoknya Altarik senang, dahaganya Rahee penuhi. Yang mana di setiap sentuhannya Rahee nikmati. Tak lupa, mereka ngobrol sambil sawadikap skidipapap di kamar utama. Bayi kembar mereka tidur di box-nya. Ah, iya, Rahee bicara, "Lain kali jangan ngomong kasar lagi ..." Sambil kalang kabut atas kemesraan yang Mr. Altarik beri di tiap inci tubuhnya. "Habisnya Abang kesel." Begitu terperinci. Altarik sempatkan menjawab di sela-sela kegiatan panasnya. Membuat Rahee melirih seiringan dengan cengkeraman lembut di rambutnya. "Kurang-kurangin ... aku juga mulai belajar supaya nggak terbiasa lagi ngomong kasar." Ah, Rahee insaf. Sejak hamil dia membiasakan diri supaya tidak berkata kasar, y

