Extra Part 39

1891 Kata

Altarik pulang malam. Tiba di rumah, lampun pun belum dinyalakan, biasanya ada Rahee yang mengurus hidup atau matinya lampu di rumah mereka. Altarik cuma tahu kalau siang ya lampu sudah dimatikan, begitu malam maka lampu terang benderang. Itu saja. Nah, kan, sekadar urusan sakelar lampu saja Rahee yang urus. Kok kesannya dia miris sekali kalau hidup tanpa Rahee? Ternyata selama ini dia tidak berguna karena semuanya Rahee dan selalu Rahee dari hal terkecil sekali pun. "Halo, Bang?" Altarik duduk di sofa, menghubungi adiknya. Dia memijat kening, Rahee belum ditemukan dan Altarik kembali diusir dari panti. Ya Tuhan ... dia menyesal dari ujung rambut sampai ujung kaki telah mengabaikan istri. "Ke rumah Abang, bisa?" Adalah Jaelani yang bertanya di seberang telepon sana, "Sekarang?" Al

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN