Pagi itu Edwin tetap pergi ke kantor dengan mengemudikan mobilnya sendiri. Dia memikirkan Andrea dan tingkah lakunya, semalam minum-minum bersamanya hingga mabuk, lalu merengek ingin diajak ke rumahnya. Dia sesekali tersenyum mengingat Andrea, tapi wajahnya berubah serius saat mengingat Andrea semalam yang menangis tanpa alasan. Sekarang, ponselnya berdering untuk kesekian kalinya, dan itu adalah panggilan dari Dimas. “Om Dimas." "Ya, dimana Andrea?" Terdengar suara tenang Dimas datang dari ujung sana. Sarapan bersama Andrea tadi pagi terlintas di benak Edwin, membuatnya ragu-ragu sejenak untuk menjawab pertanyaan Dimas barusan. Tapi dia akhirnya memutuskan untuk tidak menyinggung sarapannya dengan Andrea pagi ini. "Oh, setelah bangun pagi, Nona Andrea langsung pergi." Edwin tidak be