"Tapi..." Kinanti menggelengkan kepalanya pelan, dalam hatinya meronta. Sejak dia tersadar kembali, bayangan dan suara Arsa terus melekat di benaknya. "Tapi aku minta maaf, Pak Dimas. Aku bisa meminta maaf kepada banyak orang, tetapi aku tidak bisa meminta maaf kepada Pak Arsa. Aku--" Semakin banyak dia berbicara, Kinanti semakin gelisah dan merasa sangat bersalah. Dia mendengus penuh sesal. Dia kemudian mengulurkan tangannya untuk memeluk leher Dimas, menyandarkan seluruh tubuhnya ke Dimas seolah-olah mencari kehangatan dan kekuatan. Dimas menghela nafas dalam diam dan memeluk gadis itu erat-erat. Saat suasana hati Kinanti sudah agak tenang, dia perlahan mengucapkan kata-kata yang menghibur dan menjelaskan kepadanya, “Kinanti, sebenarnya kamu tidak pernah berbuat salah kepada papaku.