"Mas, aku gak tahu. Orang yang penyakitan bahkan tak punya sebersit ingatan di dalam pikirannya apakah layak untuk memiliki cinta dan kasih dari orang yang sebaik kamu mas? Meski aku tidak mengingat apa apa tentang kamu. Tapi aku merasa kamu orang baik, mas! Jangan sia siakan diri kamu untuk aku yang seperti ini." sahut Mey, ia tidak mau memberi pengharapan kepada Arnold, juga kepada dirinya juga.
Ia tidak mau sakit hati terlalu dalam. Ia tidak mau patah hati kalau saatnya ia menyerahkan Arnold kepada Keyra tiba.
" Apa maksudmu, Key? " tanya Arnold dengan pandangan heran.
" Mas, aku.." tapi sejurus kemudian tubuh Meyliena menegang kaku karena ia mendengar suara pria berbaju putih itu.
"Jangan pernah terlintas dalam pikiranmu untuk menceritakan perjanjian kita dengan orang lain. Karena saat kamu melakukannya tubuhmu yang ada di gunung Lawu akan menghilang, bersamaan dengan hilangnya juga kesempatan kamu untuk bisa memakai tubuh Keyra juga." peringat pria berbaju putih itu dengan tegas setelahnya kemudian suaranya menghilang. Mey tidak melihat wujud pria itu, ia hanya bisa mendengar suaranya yang sangat tegas di telinganya. Kalau ia tidak bisa memakai tubuh nya maupun tubuh Key, berarti ia hanya menjadi arwah penasaran dong ya?
Tubuh Mey bergetar, ia langsung memegang kepalanya dengan kedua tangannya. Ia menarik rambutnya untuk menghilangkan rasa sakit yang tiba tiba mendera kepalanya. Arnold yang melihat hal tersebut langsung memeluk tubuh istrinya dan menarik tangannya dengan sabar, mengecupi kepalanya dan berusaha menenangkannya dengan kata kata lembut.
" Hey, its okey baby. Its okey. Kalau kamu tidak ingat. Kalau kamu tidak bisa mengingatnya pun aku tetap mencintaimu apa adanya. Aku sayang sama kamu Key. Kita akan mulai ini semua dari awal. Hmm?" bisik Arnold di telinga Mey, membuat ada gelenyar rasa aneh di tubuhnya yang membuat inti tubuhnya seperti di geli geli oleh ratusan binatang merayap.
" Mas, arggh!" kepalanya semakin berdenyut. Ia bingung bagaimana ia harus bertindak, ia takut. Sangat takut! Keringat dinginnya bercucuran, Mey memeluk Arnold lebih erat.
" Keyra, sshh. Tarik nafas dan buang perlahan. Ingat apa yang diajarkan dokter kemarin pas teraphy, kamu harus rileks! Apa yang kamu pikirkan? Hmm?" tanya Arnold sabar.
" Mas, kayaknya aku harus balik ke gunung Lawu. Aku harus tahu apa yang terjadi denganku." kata Mey dengan lirih, pangkal masalahnya adalah di gunung itu, ia harus kembali kesana.
" Keyyy, jangan kesana! Kamu tidak tahu apa yang harus aku lewati untuk bisa membawamu keluar dari sana. Kakakmu tahu persis itu. Jangan kesana ya! Aku gak mau kehilanganmu." ujar Arnold lembut. Ia takut Key akan semakin ingin kesana kalau ia melarangnya terlalu keras. Tapi Keyra tidak boleh balik kesana.
" Mas, kelebatan peristiwa menakutkan itu mencengkeram kepalaku. " bisik Mey dengan memelas.
" Aku akan carikan orang yang kemarin membantuku untuk menolongmu keluar dari sana. " sahut Arnold lagi. Arnold pastikan berapapun yang diminta orang itu untuk mengobatin Keyranya, ia pasti akan memberikannya. Tapi Arnold juga tahu kalau orang itu tidak akan mau menerima sepeserpun dari apa yang dimilikinya. Kecuali, argghh.. itu yang Arnold tidak bisa lakukan.
" Mas, ceritakanlah padaku, bagaimana aku bisa keluar dari sana?" dan akhirnya jiwanya malah terperangkap dalam tubuh Keyra? tapi lanjutan pertanyaan itu tidak mungkin ia lanjutkan. Mey takut dengan konsekwensi berat yang harus ia terima kalau ia sampai membocorkan tentang kalau sebenarnya dirinya bukanlah Keyra. Melainkan Meyliena Hanggara.
" Kamu harus berjanji kalau kamu tidak akan bersedih atau shock." kata Arnold sambil masih memegang bahu Keyra.
" Mas, ayolah. Aku hanya pingsan saat potongan potongan kejadian menakutkan itu menghampiriku." jelas Mey lagi dengan nada manja. Suaranya yang manja membuat Arnold menjadi semakin gemas dan kemuadian mencium pipi Mey yang seakan memanggil dirinya untuk mencumbunya.
" Mas, ihhhh? Aku serius." rajuk Mey dengan memanyunkan bibirnya.
" Iya, ini mas mau cerita. " dan di dalam mobil itu Arnold akhirnya bercerita saat ia bisa menemukan tubuh Keyra yang masih hidup, berkat Tim SAR dan tim relawan yang menerima info kalau ada tubuh seorang gadis di jalur pendakian Gunung Lawu via Cemoro Sewu.
Tapi sebelum menemukan tubuh Keyra, Arnold sebelumnya meminta ijin dan petunjuk kepada juru kunci, orang yang dipercaya sebagai penjaga petilasan Gunung Lawu. Mereka sering disebut Abdi Dalem Juru Kunci, Arnold menemui salah satunya yaitu pak Hargolawu. Makanya pencarian Keyra terbilang lancar dan tidak menemukan kendala yang berarti. Karena selain Keyra, yang hilang di gunung Lawu dan tidak bisa ditemukan juga ada. Buktinya masih ada teman teman Keyra yang jasadnya samapi sekarang juga belum ditemukan.
Juru kuncen bahkan sudah mengingatkan Arnold saat menemukan tubuh Keyra nanti, sebisanya gak usah balik balik ke sana lagi. Dan itu juga diungkapkan dengan gamblang oleh Arnold kepada Mey, membuat Mey juga bertanya tanya kenapa juru kuncen berpesan seperti itu kepada mas Arnoldnya.
" Mas, aku takut!" kata Mey sambil mendekatkan tubuhnya ke tubuh Arnokd sehingga tubuh mereka tanpa jarak.
" Ada mas disini! Kamu jangan takut. Makanya kamu jangan balik kesana lagi. Nanti mas akan coba berkonsultasi ke orang yang berwenang. Mas akan berusaha membantu kamu." katanya sambil memeluk tubuh istrinya yang sedikit gemetar.
" Mas, maafkan aku ya, malah menyusahkan kamu." sahut Mey sambil menaruh kepalanya di d**a bidang Arnold.
" Kamu tu calon istriku, sayang! Sudah tugasku untuk melindungi kamu dan menyayangi kamu." sahut Arnold sambil mencium kepala istrinya dan menghirup wangi shampo yang dipakai oleh Mey.
Mey hanya terdiam dan menikmati keromantisan yang diberikan oleh Arnold, setidaknya selama 6 bulan ini ia ingin menikmati Arnold untuk dirinya sendiri.
" Mas, kok lama banget gak sampai sampai sih." rajuk Mey dengan nada manja sambil mengusap d**a Arnold yang bidang dengan lembut.
" Sayang, jangan mancing mancing tubuh calon suamimu yang sedang lapar, nanti kalau kamu kumakan dimobil gimana?" geram Arnold menahan gairah.
" Ih mas, aku nanya betulan, ini kenapa gak sampai sampai. Kok dibilang memancing sih. Emang kamu ikan dipancing? " sahut Mey dengan heran.
" Kan macet. Namanya juga ibukota, sayang.Wajar kalau perjalanannya jadi kayaknya lamaaaa gitu. Tapi aku gak ngerasa lama karena ada kamu sama aku disini. Tangan kamu itu lo menggoda aku. Kalau aku nerkam kamu disini gimana? " rayu Arnold sambil berbisik, supaya supirnya gak denger perkataan bos nya yang m***m.