Darsa terbangun dari tidur, karena mendengar suara isak tangis. Darsa menoleh ke arah tempat tidur. Asal suara dari sana. Suara tangis istrinya. Darsa menarik nafas dalam, lalu ia hembuskan perlahan. Dibiarkan Hening selesai menangis, Darsa yakin Hening perlu waktu sendiri, untuk melepaskan rasa sakit di hati. Setelah tangis Hening terdengar reda, barulah Darsa bangun dari berbaring. Ia duduk di tepi tempat ia tidur. Hening menoleh ke arahnya. Darsa berdiri, lalu berjalan mendekati sang istri. "Pangeran, apa aku sudah mengganggu tidurmu?" Hening menatap Darsa dengan sorot minta maaf. "Tidak, Sayang. Kau terbangun, apa ada yang mengganggu pikiranmu?" Hening menghela nafas, kesedihan begitu nyata terlihat di wajahnya. "Aku sedang mengingat, apa aku ada berbuat salah, sehingga aku haru