Bau harum yang menyegarkan sekaligus menenangkan tercium jelas di indera penciumannya. Kedua matanya masih belum terbuka, tapi genggaman hangat dan usapan lembut dirasakannya berulang kali di kening. “Sayang,” bisik suara yang sudah tidak asing di pendengaran. “Bangun.” Bisikan bernada memohon itu kembali terdengar. Dheana berusaha membuka kedua matanya, ditengah pusing yang masih melanda. Ada apa dengannya, kenapa ia merasa begitu lemah hingga seluruh tubuhnya seperti kehilangan tulang. Perlahan ia pun membuka mata, rintihan kecil terdengar dari bibirnya. “Sayang,” seseorang yang sudah menunggu dengan gelisah sejak tadi akhirnya tersenyum. “Kamu khawatir banget,” ia kembali mencium punggung tangan Dheana “Aku dimana?” Tanya Dheana, sebab ia tidak mengenali lokasi sekitar yang k