Kedua matanya masih terasa berat untuk terbuka, tapi indera penciumannya mencium bau aroma yang sangat menyengat. Bukan bau harum yang sangat menggugah selera, tapi bau gosong yang begitu tajam hingga membuat Andara terpaksa membuka kedua matanya. Ia masih dalam posisi yang sama, tertelungkup dengan satu tangannya memeluk guling. Pakaian yang dikenakannya pun masih sama, tidak ada yang berubah. Menghela nafas lemah, Andara pun beranjak dari tempat tidur. Mengusap mata dengan kedua tangannya, tapi asap putih terlihat di sekitar kamar. Andra mencoba mengingat kembali hal-hal apa saja yang terjadi sebelum ia tidak sadarkan diri. Mungkinkah ia menyalakan sesuatu yang berpotensi menimbulkan kebakaran? Tapi Andara tidak bisa mengingat apapun, selain mencium seseorang. “Dheana?” ucapnya,