Semua terjadi begitu cepat dan di luar jangkauan nalar Lean. Langit terasa runtuh menghantam kesadarannya begitu matanya disuguhi mobil mereka yang penyok parah dengan Pras terjebak di dalamnya. Ditambah suaminya yang tiba-tiba muncul di sana dan menjadikan punggungnya tameng dari tusukan pisau Vina. “Beb, kamu tidak terluka?” tanya Vian gagap dengan tubuh gemetar memeluk istrinya. Lidah Lean kelu. Hanya air matanya yang merembes deras menatap tangannya yang belepotan darah. Di bawah alam sadar Lean mengangguk pelan, menatap lekat wajah pucat bersimbah peluh suaminya yang makin buram karena embun di matanya. “Darah! Kamu terluka! Tolongggg!” Gelagapan Lean yang mulai bisa keluar dari syoknya pun berteriak minta bantuan. “Va, kamu tidak apa-apa!” tanya Lean menoleh ke Nova yang meringis

