Sempat celingukan mencari keberadaan Hera yang pergi begitu saja dari kamar rawat Vian, Langit akhirnya menemukan gadis berwajah imut itu berdiri di balkon ruang santai. Posisi Hera yang sedang termenung menatap ujung gedung-gedung pencakar langit di depan sana, membuatnya tak menyadari keberadaan Langit di belakangnya. Sementara Langit sendiri juga pilih diam menatap sosok Hera, meski hanya punggungnya. Sungguh, dia sangat merindukan sahabat rasa saudara sekaligus cinta pertamanya itu. Cinta? Iya, cinta yang dia sendiri juga tidak tahu sejak kapan tumbuh di hatinya. Harusnya dia bahagia karena rasa itu tidak bertepuk sebelah tangan. Meski diantara mereka berdua tidak pernah ada saling mengungkapkan, tapi dari perhatian juga sikap hangat Hera terlihat jelas bestie saudara kembarnya itu

