Lean yang debat, Nova yang tensi darahnya naik. Coba dia yang jadi Lean, pasti sudah dia lempar keluar dari balkon emak durhaka dan tidak punya malu itu. Sungguh, Tama yang dulunya dikira paling pecundang justru lebih tahu diri daripada Kemala. Ketika jatuh melarat dia lebih pilih tinggal di gubuk reot dan kerja jadi tukang cuci piring, daripada merendahkan harga dirinya mengemis ke Lean. Lha, si Kemala ini mukanya kayak tembok. Sudah ditolak, diungkit boroknya dan dimaki tetap kukuh tidak mau pergi. Miskin ternyata lebih menakutkan baginya daripada kehilangan muka dan harga diri. Minta bantuan tapi memaksa. Alih-alih lucu malah bikin Nova nyaris stroke mendengar ocehannya. Dia yang biasa celometan suka ribut, mulutnya gatal ingin memaki kuyang tua yang makin keranjingan itu. “Aku tidak

