Semua terjadi begitu cepat dan di luar dugaan mereka. Berada di bagian paling bawah, Pras tentu saja ibarat matras jadi tumpuan tubuh Lean yang menggelundung ke bawah. Tak apa, dia justru sengaja mendekapnya erat dan membiarkan punggungnya terasa remuk menghantam tiap anak tangga. Begitupun Nova yang berusaha melindungi kepala Lean supaya tidak terbentur. Padahal kepalanya sendiri berdenyut sakit seperti mau pecah terbentur berulang-ulang. Orang-orang di lantai dua menjerit melihat tubuh ketiganya yang kemudian bergulingan di lantai. Untuk beberapa saat Pras dan Nova hanya diam terkapar. Sementara tubuh Lean masih terkulai pingsan di dekapan Pras. Nafas mereka tersengal dengan muka pucat pasi. Darah mengalir dari dahi Nova yang terluka. “Dok! Bu Dokter!” panggil Nova merangkak ke tubuh L