Pulang lebih awal dan tidak menemukan istrinya di rumah tentu saja membuat Vian khawatir. Niatnya ingin menelpon Lean urung, karena Jeje lebih dulu mengirim pesan tentang keberadaan mereka. Sifat istrinya sama keras dengan sang mertua. Itu yang membuat Lean kukuh tidak peduli akan keadaan papanya yang sekarang benar-benar jatuh melarat. Meski Vian tahu, sejak Tama diusir keluar dari rumahnya dengan tangan kosong Lean selalu tampak murung dan sering terlihat melamun. Di lain waktu, Vian juga memergoki istrinya menghela nafas berat dan mengusap mata basahnya. Dia tidak akan asal menghakimi istrinya, karena paham betul sedalam apa luka yang sudah ditoreh Tama Wicaksana di hati anaknya. Terlebih Vian pun pernah berada di posisi Lean, meski dengan versi cerita berbeda. Hidup berkecukupan, maka

