“Kamu cantik sekali Zahira, ibu senang lihat wajah kamu,” puji Sartika— ibu Zidan. Zahira tersenyum dan tersipu malu mendengar pujian itu. Dari swalayan sampai sekarang mereka sudah berada di rumah makan, Sartika tak henti-hentinya menatap wajahnya dengan tatapan takjub. “Ibu juga nggak kalah cantik, awet muda lagi.” “Bisa aja kamu. Oh iya sampai lupa ini namanya siapa pinter banget dari tadi nggak rewel diajak kemana-mana.” Sartika mengusap pipi gembil Alma yang hanya bersamdar di d**a Bunda-nya. “Namanya Almaira, Oma.” “Yuk ikut Oma Tika, Bunda biar makan dulu.” “Eh, tante makan dulu saja nggak apa-apa.” “Udah, nggak apa-apa tante udah ngidam cucu tapi nggak dikabulin sama anak tante,” ucap Sartika setengah menyindir Zidan yang asik menyantap hidangan rumah makan ini. “Say